Thursday, August 19, 2010

NATASHA

Kala bosan menemani diri,

Terperuk di dedaunan pintu,

Hakisan di dada takkan pernah membiar onar merentas masa,

Lantas dipadamnya batu prasangka sebelum teralpa.


Yang pedih bukan pemergian tapi hanyalah penantian,

Berhadapan dengan ilusi yang sering memamah emosi,

Walau lautan manusia menanti tetap tidak pasti,

Sedangkan yang dicari cuma igauan misteri yang terkadang disalah erti.


Pergaulan cuma cebisan seni yang menjerumus kalbu ke lembah penderitaan jika tanpa pengiktirafan,

Kepayahan tak mungkin dilalui dengan adanya iman,

Tidak tergolong luahan perasaan disalahertikan teman,

Pusarannya berpijar laksana api merah membakar.


Di luarnya sepi tanpa kata tatkala disapa,

Namun hatinya dapat diduga mana perginya,

Sedang kita disini takkan ada yang berlari,

Yang pasti jasad dan batinnya terbelah mengikut buaian kendiri.